Mengenal Lebih Dekat Hendra Purnama; Penulis Dwilogi Kesunyian
January 3, 2017
Mengenal Lebih Dekat Hendra Purnama; Penulis Dwilogi Kesunyian
Hendra Purnama atau biasa dipanggil Kang Hendra, Penulis Dwilogi Kesunyian yang lama menetap di Bandung ini merupakah pribadi yang supel dan humoris. Novel yang telah ia tulis sudah cukup banyak, bahkan salah satu novel yang diterbitkannya di Bitread yaitu “Senyum Sunyi Airin” merupakan novel yang pernah menjadi finalis 5 besar terbaik dalam Lokakarya novel FLP 2010 dan Finalis lomba novel Republika 2012.
  
Menurut Kang Hendra, aktivitas menulis merupakan aktivitas yang bisa dikatakan mistik, “Menulis, terutama fiksi, adalah menjadi apa yang masih berupa imajinasi menjadi sesuatu yang nyata di atas kertas. Tidak cukup itu sajam namun juga penulis harus bisa membuat pembaca percaya bahwa apapun yang tertuang di atas kertas itu nyata, bukan hasil imajinasi. Sekali saja pembaca dibuat sadar bahwa apa yang mereka baca itu tidak nyata, maka penulis itu akan kehilangan pembacanya.” Jelas Kang Hendra.   
 
Untuk mencapai hal itu, salah satu yang harus diperhatikan oleh para penulis adalah soal penokohan. Kang Hendra sudah membuktikannya. Penokohan dalam novel-novel kang Hendra memang terlihat memiliki karakter yang kuat, nyata, dan menggungah perasaan. Salah satu contohnya adalah dalam Dwilogi Kesunyian, para tokoh di sana memiliki kekuatan untuk menggerakkan emosi pembaca, apalagi menurut pengakuannya Dwilogi kesunyian—yang terdiri dari Masihkah Senyum Itu Untukku dan Senyum Sunyi Airin—terinspirasi dari kisah nyata.
 
Jika ditanya nama-nama penulis yang menginspirasi, Kang Henda akan dengan tangkas menyebutkan nama Dewi Lestari, Ayu Utami, Orhan Pamuk, Seno Gumira Ajidarma serta Haruki Murakami. Namun ia pun mengakui meski sudah mencari inspirasi dari para penulis terkenal, tetap saja saat menulis ia juga sering mengalami apa yang sering disebut sebagai Writer Block. Untuk mengatasinya, Kang Hendra punya cara sendiri yaitu dengan berpindah-pindah tempat menulis, tentu maksudnya adalah lokasi baru yang tetap mendukung aktivitas menulisnya. “Dengan berpindah tempat, kita mengganti suasana yang biasanya itu membuat secara kejiwaan kita lebih fresh. Tapi tentu pindahnya jangan terlalu jauh karena  menghabiskan waktu dan melelahkan. Kalau di perjalanannya sudah lelah, ketika tiba di lokasi malah kita tidak bisa menulis lagi, malah tidur!” selorohnya.
 
Selain menulis novel, pemilik blog “sihendra.com” ini aktif “curhat” di blognya, kebanyakan ia menulis tentang kesehariannya, tentang pemikirannya, dan klub bola kesukaannya: Sampdoria. “Blog merupakan sarana saya menuliskan sesuatu yang ringan dan bebas, saya bisa menulis sesuka saya, menceritakan apa yang saya mau, tanpa terikat plot seperti saat menulis novel.” Ujarnya.
 
Di blognya pun, Kang Hendra sempat menuliskan alasan ia memilih Bitread sebagai penerbitan untuk Dwilogi Kesunyian. Salah satu yang menarik baginya adalah Bitread merupakan penerbitan yang memiliki sistem seleksi yang mudah bahkan bagi penulis dengan status write-off. Apalagi Bitread berfokus pada buku digital yang saat ini selaras dengan perkembangan teknologi smartphone. Tidak hanya itu, Bitread juga memberikan kemudahan dalam pembagian royalti dan kontrak yang menguntungkan penulis atas karyanya.
 
Bagi yang ingin berkontak dengannya, bisa lewat Facebook: Hendra Veejay, Twitter: @hendraveejay, atau Instagram: @hendraveejay. Kang Hendra berjanji di sela-sela kesibukannya bermain Football Manager, ia akan selalu berusha membalas pesan-pesan yang masuk dari teman-teman.

Leave a review